Profil Desa Sumurarum

Ketahui informasi secara rinci Desa Sumurarum mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Sumurarum

Tentang Kami

Profil Desa Sumurarum, Kecamatan Grabag, Magelang, sebuah desa agraris yang kaya akan sejarah. Jelajahi legenda "Sumur Arum" (Sumur Harum) yang menjadi identitasnya, potensi pertanian sawah yang subur, serta data demografi dan sosial masyarakatnya.

  • Identitas Berbasis Legenda

    Seluruh kehidupan sosial dan budaya desa berpusat pada narasi historis "Sumur Arum" (Sumur Harum) yang menjadi asal-usul dan kebanggaan komunal.

  • Lumbung Pertanian Beririgasi

    Perekonomian desa didominasi oleh sektor pertanian lahan basah (persawahan) yang produktif berkat kelimpahan sumber daya air dan sistem irigasi yang baik.

  • Potensi Wisata Sejarah dan Budaya

    Memiliki daya tarik unik yang belum tergarap maksimal untuk pengembangan pariwisata berbasis cerita (storynomics) yang berpusat pada situs dan legenda Sumur Arum.

XM Broker

Desa Sumurarum, yang terletak di dalam wilayah Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, merupakan sebuah pemukiman yang namanya sarat akan makna dan cerita sejarah. Lebih dari sekadar penanda geografis, nama "Sumurarum" yang berarti "Sumur yang Harum" merupakan cerminan dari identitas budaya dan asal-usul desa yang berakar kuat pada sebuah legenda masa lalu. Desa ini memadukan kekayaan narasi historis dengan potensi agraris yang subur, di mana kelimpahan sumber daya air menopang kehidupan ribuan warganya. Berbeda dengan desa-desa di lereng terjal, Sumurarum menampilkan lanskap pertanian yang lebih landai dan produktif, menjadikannya salah satu lumbung pangan penting di kecamatannya. Profil ini akan mengupas secara mendalam perpaduan unik antara legenda, kondisi geografis, demografi dan potensi ekonomi yang membentuk Desa Sumurarum.


Geografi dan Demografi Desa yang Diberkahi Air

Secara geografis, Desa Sumurarum berada di kawasan yang lebih rendah dan landai di Kecamatan Grabag, menempati sebuah cekungan atau basin yang subur. Kondisi ini membedakannya dari desa-desa lain di kecamatan tetangga yang berada di lereng pegunungan curam. Topografinya yang relatif datar menjadikan wilayah ini sangat cocok untuk pengembangan pertanian lahan basah atau persawahan, yang didukung oleh jaringan irigasi yang baik berkat banyaknya sumber mata air (umbul) di wilayah tersebut.Berdasarkan data statistik kependudukan dan kewilayahan terbaru per September 2025, Desa Sumurarum memiliki luas wilayah sekitar 3,50 kilometer persegi. Di atas lahan ini, berdiam sekitar 4.200 jiwa penduduk. Dengan data tersebut, dapat dihitung bahwa tingkat kepadatan penduduk desa ini mencapai 1.200 jiwa per kilometer persegi. Angka ini menunjukkan bahwa Sumurarum merupakan sebuah desa yang padat dan mapan, dengan area pemukiman yang berkembang di tengah-tengah hamparan lahan pertanian yang produktif.Kelimpahan sumber daya air menjadi ciri geografis utama dan berkah terbesar bagi Desa Sumurarum. Kondisi ini tidak hanya mendukung sektor pertanian secara masif, tetapi juga diyakini menjadi latar belakang lahirnya nama dan legenda desa, yang berpusat pada sebuah sumur atau mata air yang istimewa.

Legenda Sumur Arum sebagai Jati Diri Budaya

Identitas Desa Sumurarum tidak dapat dipisahkan dari legenda "Sumur Arum" yang diwariskan secara turun-temurun oleh masyarakatnya. Menurut cerita rakyat yang berkembang, nama desa ini berasal dari penemuan sebuah sumur atau mata air oleh seorang tokoh sakti atau alim ulama di masa lalu. Diceritakan bahwa air dari sumur tersebut tidak hanya jernih, tetapi juga mengeluarkan aroma yang wangi atau harum (arum dalam bahasa Jawa). Keistimewaan inilah yang kemudian membuat tempat tersebut dinamakan Sumurarum.Sumur legendaris ini diyakini bukan hanya sumber air biasa, tetapi juga membawa berkah kesuburan bagi tanah di sekitarnya. Kisah ini menjadi penjelas secara kultural mengapa wilayah Sumurarum dikenal sebagai daerah agraris yang makmur. Hingga kini, lokasi yang diyakini sebagai tempat "Sumur Arum" tersebut masih dihormati oleh sebagian warga dan menjadi penanda sejarah yang penting. Meskipun mungkin tidak lagi mengeluarkan aroma harum seperti dalam legenda, keberadaan situs ini berfungsi sebagai pengingat akan asal-usul desa dan menjadi sumber kebanggaan komunal.Legenda ini lebih dari sekadar cerita pengantar tidur; ia berfungsi sebagai fondasi budaya, memperkuat ikatan sosial, dan memberikan karakter unik bagi Desa Sumurarum di tengah desa-desa lain di Magelang. Kisah ini menjadi narasi utama yang membentuk jati diri dan pandangan hidup masyarakatnya yang mensyukuri anugerah kesuburan tanah dan air.

Tata Kelola Pemerintahan dan Pembangunan Komunitas

Pemerintahan Desa Sumurarum berjalan di bawah kepemimpinan seorang Kepala Desa yang dibantu oleh jajaran perangkat desa, seperti Sekretaris Desa, Kepala Urusan (Kaur), dan Kepala Seksi (Kasi). Badan Permusyawaratan Desa (BPD) juga memainkan peran penting sebagai lembaga legislatif dan penyalur aspirasi masyarakat. Fokus utama pemerintahan desa, selain pada layanan administrasi dasar, ialah pada pengelolaan potensi desa, terutama di sektor pertanian dan pelestarian warisan budayanya.Pemerintah desa memiliki peran strategis dalam menjaga dan merawat situs-situs yang dianggap bersejarah, termasuk lokasi yang berkaitan dengan legenda Sumur Arum. Upaya ini mungkin tidak dalam bentuk pembangunan fisik yang masif, tetapi lebih kepada pelestarian cerita dan menjaga kehormatan lokasi tersebut sebagai bagian dari aset budaya desa. Dalam perencanaan pembangunan melalui Musrenbangdes, program-program yang diusulkan seringkali berorientasi pada peningkatan infrastruktur pertanian, seperti perbaikan saluran irigasi, jalan usaha tani, dan dukungan terhadap kelompok tani. Hal ini menunjukkan kesadaran kolektif akan pentingnya sektor agraris sebagai pilar utama kehidupan desa.

Pertanian sebagai Tulang Punggung Ekonomi

Sektor pertanian merupakan tulang punggung yang sesungguhnya bagi perekonomian Desa Sumurarum. Berbeda dengan desa-desa di dataran tinggi Ngablak yang berfokus pada hortikultura sayuran, profil agraris Sumurarum lebih beragam, dengan penekanan pada pertanian lahan basah. Hamparan sawah yang menghijau menjadi pemandangan dominan di desa ini, menghasilkan padi sebagai komoditas utama penyedia pangan.Kelimpahan air dari berbagai sumber memungkinkan para petani untuk melakukan penanaman padi hingga dua atau tiga kali dalam setahun, menjadikan Sumurarum salah satu lumbung padi di Kecamatan Grabag. Pengelolaan air irigasi menjadi kunci keberhasilan pertanian di sini. Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) atau Gabungan P3A (GP3A) menjadi organisasi sosial-ekonomi yang sangat vital, berfungsi untuk mengatur distribusi air secara adil dan efisien ke seluruh area persawahan.Selain padi, para petani juga menanam berbagai tanaman palawija di lahan kering (tegalan) atau sebagai tanaman rotasi, seperti jagung, ubi kayu, dan kacang-kacangan. Beberapa jenis sayuran dataran rendah dan buah-buahan juga turut dibudidayakan, menambah diversifikasi produk pertanian desa. Sebagian besar hasil panen dijual ke Pasar Grabag, yang merupakan pasar regional terdekat, untuk selanjutnya didistribusikan ke wilayah yang lebih luas.

Kehidupan Sosial dan Potensi Desa

Kehidupan sosial masyarakat Desa Sumurarum sangat erat dan komunal, dibentuk oleh ritme kerja pertanian dan nilai-nilai budaya bersama yang berpusat pada legenda desa. Tradisi gotong royong atau sambatan masih sangat kental, terutama dalam kegiatan pertanian seperti saat musim tanam dan panen, serta dalam acara-acara sosial seperti hajatan atau perbaikan fasilitas umum. Kegiatan keagamaan yang berpusat di masjid dan mushala juga menjadi perekat sosial yang kuat.Di luar sektor pertanian, Desa Sumurarum memiliki potensi yang dapat dikembangkan lebih lanjut, terutama di bidang pariwisata berbasis sejarah dan budaya. Legenda Sumur Arum merupakan aset naratif yang sangat kuat. Desa ini berpotensi mengembangkan paket "wisata cerita" atau storynomic tourism, di mana pengunjung tidak hanya datang untuk melihat, tetapi untuk mendengar dan merasakan kisah di balik nama desa. Situs Sumur Arum dapat ditata menjadi sebuah monumen atau taman sejarah kecil yang edukatif.Potensi lainnya terletak pada pengembangan produk olahan hasil pertanian untuk meningkatkan nilai tambah. Kerajinan tangan lokal atau kuliner khas yang diolah dari hasil bumi desa juga dapat menjadi sumber pendapatan alternatif bagi masyarakat. Dari sisi infrastruktur, desa ini telah terlayani dengan baik oleh jaringan jalan, listrik, fasilitas pendidikan dasar (SD), dan layanan kesehatan primer melalui Poskesdes atau Posyandu.


Merawat Sejarah, Menata Masa Depan

Desa Sumurarum berdiri di atas dua pilar kokoh: warisan legenda yang kaya dan fondasi agraris yang subur. Masa depan desa ini terletak pada kemampuannya untuk merawat dan mengkapitalisasi kedua pilar tersebut secara harmonis. Pelestarian legenda Sumur Arum tidak boleh berhenti sebagai cerita lisan, tetapi perlu diwujudkan dalam bentuk kegiatan budaya atau penanda fisik yang dapat menarik minat generasi muda dan pengunjung. Di sisi lain, modernisasi sektor pertanian melalui penerapan teknologi yang efisien dan pengembangan produk turunan akan menjadi kunci untuk meningkatkan kesejahteraan para petani. Dengan memadukan kekuatan narasi sejarah dan potensi agrarisnya, Sumurarum memiliki peluang besar untuk tumbuh menjadi desa yang sejahtera, berkarakter, dan bangga akan jati dirinya.